Blog
19
Jul

BELL’S PALSY (wajah merot)

Post in Health
by Administrator

OLEH : TIMBUL SIAHAAN DIP.PT

Pendahuluan.

Bell’s Palsy merupakan kelumpuhan saraf cranial ke 7 yang mengakibatkan kelemahan otot-otot wajah salah satu sisi yang terkena. Penamaan istilah Bell’s palsy berbeda dengan facial palsy walaupun sama-sama mengenai saraf cranial ke 7. Kelumpuhan saraf wajah dengan penyebab yang jelas seperti stroke, tumor otak, digolongkan dalam facial palsy. Sedangkan yang dengan penyebab yang tidak jelas dinamakan Bell’s Palsy. Penamaan Bell’s Palsy ini diambil dari seorang dokter ahli anatomi yang berasal dari Scottlandia yaitu Sir Charles Bell orang yang pertama kali meneliti penyakit ini. Bell’s Palsy merupakan penyakit mononeuropathy (penyakit yang melibatkan hanya salah satu saraf) yang paling banyak terjadi.

Anatomi.

Saraf wajah merupakan saraf ke tujuh (VII) dari dua belas pasang saraf cranial. Saraf ini keluar dari brainstem (batang otak) diantara pons dan medulla, dan mengontrol gerakan otot ekspressi wajah serta berfungsi menghantarka sensasi pengecap dari dua pertiga ujung depan lidah dan rongga mulut (oral cavity). Saraf ini juga mensuplai serabut saraf parasimpatis preganglioner ke beberapa ganglia kepala dan leher.

Saraf Otak

Bagian motoris saraf wajah ini muncul dari nucleus saraf wajah di Pons sementara saraf sensorisnya muncul dari n.intermedius. Saraf motoris dan sensoris ini masuk ke petrous tulang temporal dan masuk lagi ke internal auditory meatus (dekat sekali dengan bagian dalam telinga) dan berjalan menembus facial canal kemudian keluar melalui foramen stylomastoid dan melewati glandula parotid, dimana disini terbagi menjadi 5 cabang utama.

Saraf Wajah

Definisi.

Merupakan kelumpuhan saraf wajah satu sisi (unilateral facial nerve paralysis) dengan penyebab yang tidak diketahui (idiopathic). Ditandai dengan onset (serangan) kelumpuhan baik sebagian atau komplit yang berlangsung dengan cepat (biasanya dalam satu hari).

Patologi.

  • Saraf wajah yang meradang akan mengalami pembengkakan. Saraf wajah keluar dari otak melewati suatu celah tulang yang sempit (sulcus mastoideus) dibelakang telinga. Oleh karena saraf mengalami pembengkakan, maka dengan sendirinya saraf akan terjepit dicelah yang sempit itu, sehingga mengakibatkan adanya kerusakan saraf dan hambatan impuls (perintah) dari otak. Seringkali penyakit ini dapat sembuh secara spontan walau tanpa pengobatan.
  • Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa sebenarnya sudah ada serangan suatu virus (virus Zoster dan Epstein-Barr) terhadap saraf wajah hanya belum aktif (latent). Dan ada beberapa faktor yang memicu aktifnya virus yang tertidur itu seperti: udara dingin, stress.

Tanda dan gejala.

Adanya kelemahan atau kelumpuhan salah satu sisi dari otot wajah sehingga pasien tidak dapat :

  • Menutup mata dengan rapat.
  • Mengangkat alis.
  • Kerutkan dahi.
  • Menarik sudut mulut (tersenyum).
  • Bersiul (mencong).
  • Kumur-kumur bocor.
  • Lidah terasa kebas (2/3bagian dari ujung lidah).
  • Menjulurkan lidah akan mencong kesisi yang sakit.
  • Mata dan mulut kering.
  • Sakit dibelakang telinga.

Recovery.

  • Menurut suatu studi yang telah dilakukan, walaupun tanpa pengobatan apa-apa, penyakit ini dapat sembuh spontan.
  • Dari studi tersebut diatas didapat 85% menunjukkan gejala awal penyembuhan dalam 3 minggu setelah serangan, dan 15% setelah 3-6 bulan.
  • Penyembuhan secara total terjadi lebih dari 2/3 dari jumlah pasien yang terkena.
  • Apabila mulai terjadinya gerakan otot wajah pada minggu ke dua, hampir dipastikan pasien akan sembuh sempurna.
  • Apabila sampai minggu ke tiga belum ada pergerakan, maka kemungkinan adanya gejala sisa akan makin besar.
  • Apabila otot wajah hanya mengalami kelemahan (incomplete palsies), biasanya sembuh dalam waktu kurang dari satu bulan.
  • Pasien dibawah umur 10 tahun akan lebih mudah sembuh, sedangkan diatas 61 tahun akan lebih sulit sembuh.

Epidemiologi.

  • Mengenai 20 per 100.000 populasi, dan makin meningkat dengan bertambahnya umur .
  • Di US mengenai 40.000 orang per tahun.
  • Kemungkinan diturunkan kekeluarga mencapai 4-14%.
  • 3 kali lebih mudah mengenai wanita hamil dibandingkan yang tidak hamil.
  • Apabila sampai minggu ke tiga belum ada pergerakan, maka kemungkinan adanya gejala sisa akan makin besar.
  • 4 kali lebih mudah mengenai orang DM dibandingkan orang normal.

Komplikasi.

  • Berkurangnya kemampuan pengecap dari lidah secara kronis.
  • Spasme (kekakuan) otot wajah yang kronis.
  • Infeksi mata.
  • Synkinesis (pergerakan yang tidak normal dari otot wajah yang lemah).
  • Sekitar 6% memperlihatkan crocodile tears syndrome (sindroma air mata buaya) dinamakan juga gustatolacrimal refleks atau Bogorad’s syndrome, dimana mereka akan mencucurkan air mata saat sedang makan. Diperkirakan ini terjadi oleh karena regenerasi yang salah dari saraf wajah.

Exercise wajah.

Sebelum melakukan latihan wajah, ada baiknya wajah dikompres terlebih dahulu dengan air hangat dan juga dimassage. Latihan dilakukan didepan kaca agar penderita dapat mengontrol gerakan otot wajah pada saat melakukan latihan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat latihan.

  • Lakukan didepan kaca.
  • Lakukan latihan secara perlahan-lahan.
  • Jangan lakukan latihan secara berlebihan pada fase awal, untuk memberi waktu yang cukup untuk penyembuhan saraf dan membantu mencegah synkinesis.
  • Latihan tidak hanya untuk mendapatkan kembali gerakan wajah yang lemah, tetapi juga menyeimbangkannya dengan sisi wajah yang sehat.
  • Rasakan gerakan otot wajah yang sehat, dan lakukan pada sisi yang lemah.
  • Sisi wajah yang sehat tidak boleh melakukan gerakan yang berlebihan.
  • Lakukan latihan 2-3 kali sehari.
  • Jangan lakukan latihan apabila sudah lelah, bukan banyaknya latihan yang perlu, melainkan kualitas dari latihan.

Facial Exercises.

  1. Lebarkan lobang hidung.
  2. Gerakkan bibir atas keatas dengan memoncongkannya kedepan.
  3. Rapatkan kedua bibir.
  4. Bersiul.
  5. Tersenyum tanpa memperlihatkan gigi, kemudian dengan memperlihatkan gigi.
  6. Lakukan gerakan senyum kecil dan kemudian kerutkan bibir secara perlahan-lahan dengan menggunakan kekuatan yang sama dari kedua sisi.
  7. Angkat alis.
  8. Latihan mengembungkan mulut dan tahan jangan bocor.
  9. Buka mata lebar-lebar tanpa menggerakkan alis.
  10. Tutup mata rapat-rapat.

Facial Exercise

Tips

  • Lakukan latihan otot-otot wajah didepan kaca.
  • Massage wajah dengan arah ke telinga.
  • Kompres wajah dengan air hangat.
  • Tutup mata secara teratur dengan menggunakan jari-jari untuk menjaga mata tetap lembab.
  • Plester mata supaya tertutup pada saat tidur.
  • Gunakan kaca mata untuk melindungi mata dari debu.
  • Gunakan air mata palsu untuk menjaga mata tetap lembab.